Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah
oleh Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
Bulan Rabiul Awal atau maulud masih menjadi magnet kuat untuk terus menulis terkait dengan pribadi Nabi Muhammad SAW. Setiap kita membaca peri kehidupan Nabi, akan selalu memberi inspirasi dan beliau adalah role model bagi seluruh umatnya.
Dengan kelahirannya yang mengguncang dunia sebagaimana kita baca dalam sirah nabawiyah sejarah kenabiannya, beliau terlahir saat dunia berada di bawah dua negara adi kuasa ( super power ) yaitu imperium Romawi belahan Barat dan kekaisaran Persi belahan Timur, dengan misi rahmatan lil alaminnya dan dengan akhlaqul karimah yang melekat pada diri beliau "wa innaka la'ala khuluqin adzim dan sungguh engkau (bertindak) atas dasar akhlak yang agung".
Maka pribadi yang agung dan mulia itu menjadi uswatun hasanah teladan terbaik, bagi seluruh umat manusia terlebih bagi yang beriman dan pemeluk Islam.
Akhlak mulianya bahkan termaktub dalam Al Quran dan hadits sehingga menjadi uswatun hasanah bagi umat manusia.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." ( Al Ahzab: 21)
Menurut Muhammad Fahmi Siddiq dalam tulisan ilmiahnya yang berjudul Uswah Hasanah dalam Dakwah Nabi Ibrahim: Analisis deskriptif dalam Tafsir Ibn Katsir dan Al-Maraghi, kata uswatun hasanah berasal dari dua kata yaitu uswah yang berarti teladan, dan hasanah, berasal dari kata hasuna, yahsunu, husnan wa hasanatan, yang berarti sesuatu yang baik, pantas, dan kebaikan.
Sementara itu, arti hasanah menurut pakar bahasa Raghib al-Asfahani adalah segala sesuatu kebaikan atau kenikmatan yang diperoleh manusia bagi jiwa, fisik, dan kondisi perasaannya.
Berdasarkan hal itu, uswatun hasanah artinya suatu perilaku yang mulia yang menjadi teladan bagi umat manusia atau teladan yang baik.
Hal ini dapat dipahami bahwa, konteks yang patut ditiru adalah perilaku dan sifat yang baik dari nabi dan rasul. Artinya keteladanan ini bermakna positif.
Menurut M Ridho Ramadhani dalam The Modeling Theory and Its Relevancy with Uswatun Hasanah in the Quran Perspective, keteladanan merupakan salah satu metode pendidikan yang diterapkan Rasulullah dan dianggap paling banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan menyampaikan dakwahnya.
Sebab teladan merupakan konkret dari prinsip dan fitrah tersebut dan bisa dilihat dengan jelas, dicontoh, dan, diikuti.
Sebagai pendidik bagi umat muslim, Rasulullah SAW memberikan petunjuk kepada manusia dengan tingkah lakunya sendiri sebelum melalui perkataannya.
Sangat sulit saat ini dapat menemukan manusia yang patut ditiru, yang bertindak, berperilaku dan beradab dengan mengedepankan contoh dan tauladan. Sebelum menyuruh orang lain mengerjakan atau melakukan sesuatu, maka diri kita harus mampu memberi contoh dan tauladan. Bekerjalah dengan memberi contoh jangan bekerja dengan kata-kata.
Di era kemodernan dunia yang sangat cepat berubah tidak ada sosok yang dapat dijadikan teladan selain Nabi Muhammad SAW, karena sampai kapanpun kita tidak akan tersesat selama berpegang pada dua warisan beliau yakni Al Qur'an dan Al Hadits.
Apa yang dicontoh dari beliau, dalam hal ini kita cukup menyandarkan pada keterangan yang disampaikan Siti Aisyah radliyallahu anha, isteri tercinta beliau, ketika ditanyakan apa akhlak rasulullah itu, Siti Aisyah r.a menjawab dengan singkat, padat dan lugas, wa kaana khuluquhu Al Qur'an beliau itu akhlaknya Al Qur'an. Sebagai insan beriman dan pengikut Nabi, kita wajib menyontoh beliau dengan mengamalkan ajaran beliau yakni Al Qur'an tanpa ada alasan untuk menolak ( taken for granted).